Teknik Vocal Part 13 ( VOCAL & KONSONAN )


VOCAL & KONSONAN


Ada dua puluh enam huruf yang kita kenal, dari semuanya terbagi menjadi 2 bagian, yaitu:
a. VOCAL, yang terdiri dari [ A – E – I – O – U ]
b. KONSONAN, selain dari hurup vocal diatas.

Huruf vocal disebut juga dengan “huruf hidup” dan konsonan disebut “huruf mati”.  Sekarang saya akan menjelaskan dulu mengenai huruf vocal,, kembali ke SD lagi.

A. VOCAL (kita tidak menyebutnya lagi huruf) tapi vokal saja.

Didalam berkomunikasi (berbicara, bernyaanyi, dan membaca) vocal sangat penting peranannya karena:
- Dapat menghidupkan bunyi bagi konsonan lainnya.
- Dapat memberikan arti yang jelas bersama atau kepada konsonan.
- Digunakan menjadi dasar pengucapan bagi konsonan.
Misalnya: H dibaca ha
M dibaca em
K dibaca ka dst.

Kalimat vocal ini memiliki karakter, bunyi dan ciri masing masing baik dalam cara pengucapannya man perlakuannya.

1. Vokal [A]
- Dibunyikan dengan menjatuhkan rahang bawah sejauh mungkin, bukan dengan
membuka kesamping.
- Gigi atas dan bawah tidak dilindungi atau ditutupi oleh kedua bibir atas dan
bawah, bibir atas dan bawah harus kelihatan.
- Lidah diletakkan rata serta ujungnya menyentuh gigi bawah.
Setelah dibuat dalam posisi demikian bunyikanlah vocal [A] dengan santai.. (tapi jangan pake H yah.. Kasihan disekelilingnya Bau.. hehe)

2. Vokal [E]
Sama dengan posisi pada saat mengucapkan (A) tetapi dengan mengurangi
luasnya mulut sepertiga dari ucapan [A].
- Kedudukan gigi atas dan bawah tetap dijaga.
- Rongga mulut dan tenggorokan tetap dipertahankan seperti pada vocal [A].
- Awas, jangan sampai bibir tertarik kesamping karena akan mengakibatkan warna [E] yang sedikit gepeng.

Khusus untuk vocal [E] ada tiga karakter bunyi yang digunakan sesuai dengan
Kondisinya masing masing, bagi yang dari mEdan hilangkanlah kEbiasaan mEmbaca sEpErti itu. ( maap ye, becanda ) perbedaannya seperti ini:
- M e r d e k a : kedua [E} nya tidak sama tajam dan kedapnya.
- G e l a n g g a n g : vocal [E] sedikit lebih redup dibanding dengan dibanding
vocal [E] pada kata sempat.
Vocal [E] jika dirasakan dan diraba, getarannya akan terasa “dipelipis”.

3. Vokal [I]
Dengan tetap mempertahankan posisi rongga mulut dan tenggorokan pada saat mengucapkan vocal [A&E], pada saat mengucapkan vocal [I] dikurangi sepertiga atau dua pertiga dari [A] dengan sedikit mendorong sudut bibir kesebelah dalam.
Dengan bentuk mulut seperti corong, dapatkan pasisi [I] seperti pada kata kata: ini, kini, disini, tinggi, diri.
Hindari juga pengucapan [I] seperti pada kata tengik, nyindir dll.
Jika diraba dan dirasakan maka vocal [I] akan bergetar didepan mata.

Harus diperhatikan benar-benar, pada saat membunyikan [I] harus dibayangkan bahwa bunyinya melintas diantara kedua mata, kemudian seperti berbunyi di ubun-ubun.

4. Vokal [O]
Berawal dari bentuk vocal [A] tetapi merubah bentuk bibir menjadi lonjong
seperti corong, vocal [O] dapat dibunyikan dengan manis. Diupayakan sebulat atau
selonjang mungkin, sehingga akan terdengar bunyi vocal [O] seperti pada kata
toko, pohon, lorong.
Hindari vocal [O] seperti pada kata jengkol, tongkol, karena jika demikian
posisi mulut atau lidah akan berubah. Pada saat membunyikan vocal [O] kita akan merasakan bunyi dan getarannya di leher.

5. Vocal [U]
Seperti pada posisi pengucapan vocal [O], vocal [U] dibunyikan dengan memperhatikan :
- Mulut lebih dipersempit sedikit, dan bibir sedikit lebih didorong kedepan.
- Dapatkan vocal [U] yang sempurna, seperti pada kata busur, sungguh, dll,
dimana bunyi tidak didominasi bunyi [U] yang utuh melainkan terkesan lebih
boros dalam hal nafas.
- Hindari bunyi [U] yang menjurus ke [O] kecuali pada nada-nada rendah seperti ada BASS.
Jika dirasakan dan diraba, maka vocal [U]akan terasa bergetar diatas tengkuk.

 
Design by D'art Design | Bloggerized by Dhimaz - Premium Blogger Themes | Rock On